TEKNIK PENGUMPULAN DATA BUDAYA
TEKNIK PENGUMPULAN DATA BUDAYA
RARA HASMIRNA DEWI
18017085
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN
DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan Rahmat, Berkat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan bacaan saya yang berjudul “Teknik Pengumpulan Data Budaya”.
Laporan bacaan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Metodologi Ilmu
Budaya Bapak Dr. Abdurahman, M.Pd. Sekaligus rekan-rekan yang juga ikut membantu dalam pembuatan laporan bacaan ini sehingga tugas ini selesai pada
waktunya.
Laporan bacaan ini saya akui masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan, baik berupa komentar, tanggapan, saran maupun
kritik yang bersifat membangun.
Saya harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa
menginspirasi semua orang.
Pariaman, 12 Oktober 2020
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Koentjaraningrat (2015:11)
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddi yang berarti “budi” atau “akal”. Ia melanjutkan bahwa definisi
budaya adalah “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan
adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu sendiri.
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak dapat memperoleh data yang memenuhi standar yang
ditetapkan. Penggunaan teknik pengumpulan data melalui observasi agar dapat
memahami proses-proses budaya yang ada di lingkungan masyarakat. Sedangkan
teknik wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber yang terpercaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu teknik wawancara budaya?
2. Apa
itu observasi budaya?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teknik wawancara budaya
2. Untuk mengetahui tentang observasi budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teknik Wawancara Budaya
Teknik
wawancara merupakan cara sistematis untuk memperoleh informasi-informasi dalam
bentuk pernyataan-pernyataan lisan mengenai suatu obyek atau peristiwa pada
masa lalu, kini, dan akan datang.
Teknik ini digunakan untuk menggali informasi tentang
budaya dari tokoh masyarakat/budaya setempat, dan informasi tambahan yang
bersumber dari siswa tentang aplikasi metode pembelajaran dalam penelitian.
Pada bagian teknik wawancara ini banyak sekali yang
akan dibahas dalam materi ini. Untuk itu simak penjelasannya di bawah ini.
1.
Kode Etik Wawancara
Dewan
Pers selaku lembaga pers dalam SK No.3/SK-DP/III/2006, menetapkan KEWI (Kode Etik Wartawan Indonesia)
sebagai pedoman jurnalis dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Dalam
hal ini wartawan memiiki dan mentaati Kode Etik Jurnalistik, berikut adalah
kode etik yang dimaksud:
1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan
berita yang akurat, berimbang dan tidak beretikad buruk.
2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional
dalam melaksanakan
tugas jurnalis.
3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi,
memberitakan secara berimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan
asas praduga tak bersalah.
4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan identitas korban
kejahatan susila dan tidak
menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
2.
Kunci Sukses
Wawancara
Kunci sukses wawancara adalah
pewawancara mampu mengajak responden untuk berpartisipasi dalam wawancara,
menjamin kerahasiaan serta berhasil menerangkan secara baik tujuan yang
dilakukan. Selain itu
juga ada tips sukses saat wawancara. Adapun tipsnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Narasumber
dan Waktu Pelaksanaan Wawancara
2. Tentukan Topik dan
Tujuan Wawancara
3. Susun Daftar
Pertanyaan dan Kuasai Pertanyaan Tersebut
4. Siapkan Keperluan
Dalam Wawancara
5. Siapkan Data Diri
3.
Teknik Wawancara di
Lapangan
• Observasi
• Kuesioner/Angket
• Skala
• Wawancara
• Psikotes/ Pemeriksaan Psikologis
4.
Penggunaan Alat Bantu
Wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan
peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan, maka
diperlukan alat bantu. Adapun alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Buku
Catatan (Mencatat)
Digunakan
untuk mencatat point-point penting pada saat wawancara berlangsung, yang
gunanya agar data yang didapatkan dapat tersimpan dan tidak akan hilang.
2. Tape Recorder
(Merekam)
Alat ini dipakai untuk merekam
sebuah tanggapan yang diberikan dari narasumber, sehingga mereka tidak akan
kehilangan informasi sedikitpun.
3. Kamera
(Memfoto)
Kamera
digunakan untuk memfoto informan atau memfoto kegiatan yang sedang kita lakukan
pada saat proses wawancara. Hal tersebut digunakan sebagai bukti atau
dokumentasi kita pada saat kita sedang melakukan proses wawancara.
5.
Akurasi Wawancara
Pewawancara yang dapat
melakukan wawancara dengan akurat dan cermat berarti memenuhi ciri akurasi
tinggi (wawancara yang memiliki keakuratan tinggi). Pewawancara harus sangat
disiplin sehingga mereka dapat melakukan wawancara dengan akurat dan akurat.
Ini berarti bahwa ia harus mengikuti metode kerja yang diberikan yang dapat
menerjemahkan pertanyaan dengan baik sehingga responden memahaminya, dan
kemudian mencatatnya dengan baik dan hati-hati.
6.
Bentuk-Bentuk
Wawancara
Bentuk-bentuk
wawancara antara lain:
1.
Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2.
Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3.
Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4.
Wawancara pribadi.
5.
Wawancara dengan banyak orang.
6.
Wawancara dadakan / mendesak.
7.
Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang,
pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Keberhasilan
atau kegagalan ditentukan oleh sikap wawancara selain jurnalis juga ditentukan
oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan.
Selain
itu, Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2007:412) mengemukakan 3 macam wawancara.
Adapun ketiga macam wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
yang akan diperoleh.
2. Wawancara Semiterstruktur
Tujuan dari permasalahan jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan
ide-idenya.
3. Wawancara Tak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang sudah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan.
B.
Observasi Budaya
1. Pengertian Observasi
Observasi
merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan meninjau langsung di lokasi
penelitian guna membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian. Didalam penelitian, observasi dapat dilakukan
secara tes, kuisioner, rekaman suara dan rekaman gambar.
Cara
untuk melakukan observasi yang paling efektif merupakan melengkapinya
menggunakan pedoman observasi atau pedoman pengamatan. Seperti format yang
disusun dengan berisikan item-item mengenai kejadian atau tingkah laku yang
akan terjadi. Kemudian peneliti merupakan seorang pengamat tinggal memberikan
tanda pada kolom yang tersedia dan yang diinginkan pada format tersebut. Dan
orang yang melakukan pengamatan disebut sebagai pengamat.
2. Tujuan Observasi
Kegiatan
observasi tentu memiliki tujuan tertentu yang akan dicapai. Adapun tujuan
observasi merupakan sebagai berikut:
·
Untuk menggambarkan suatu objek dan segala yang berhubungan dengan objek
penelitian melalui pengamatan dengan menggunakan panca indera.
·
Untuk mendapatkan suatu kesimpulan mengenai objek yang diamati.
·
Untuk mendapatkan suatu data atau informasi yang dapat dibagikan kepada
pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non-ilmiah.
3. Manfaat Observasi
Mengacu
pada pengertian dan tujuan observasi yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat
beberapa manfaat observasi yang bisa didapatkan. Adapun beberapa manfaat
observasi adalah sebagai berikut:
·
Suatu hasil observasi bisa dikonfirmasi melalui hasil penelitian.
·
Deskripsi dalam observasi dapat menjelaskan atau memperkirakan mengenai
dunia nyata.
·
Memungkinkan orang lain untuk menafsirkan hasil penemuan dan bagaimana
akan diinterpretasikan.
·
Observasi bisa menjelaskan mengenai suatu peristiwa dan dapat diuji
kualitasnya serta menimbulkan spekulasi tentang peristiwa tersebut dalam aturan
nyata.
·
Observasi bisa mencatat indikasi yang terkadang tidak nyata
berlangsungnya.
·
Proses observasi dapat mencatat keadaan yang tidak dapat direplikasikan
dalam suatu eksperimen.
·
Suatu peristiwa bisa dicatat secara kronologis sehingga dapat berurutan.
·
Suatu observasi dapat dikombinasikan dengan menggunakan sistem lainnya.
4. Jenis-Jenis Observasi
Observasi
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Adapun jenis-jenis observasi adalah sebagai berikut:
·
Observasi Partisipasi
Jenis observasi ini dilakukan dengan adanya
observer yang terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti.
·
Observasi Sistematis
Observasi Sistematis atau disebut juga
observasi berkerangka merupakan observasi yang telah ditentukan terlebih dahulu
kerangkanya.
·
Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental merupakan observasi
yang dilaksanakan terhadap situasi yang telah dipersiapkan sedemikian rupa
untuk meneliti suatu objek tertentu.
5. Kelebihan dan Kekurangan Observasi
1.
Kelebihan Observasi
·
Bisa mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan dan sebagainya pada saat
kejadian sedang berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
·
Bisa memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat
berkomunikasi secara verbal ataupun tidak.
2.
Kelemahan Observasi
·
Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung cukup lama dan tidak
dapat dilakukan secara langsung.
·
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti
kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita
tidak mungkin mengerjakan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga
tersebut dikarenakan kurang jelas.
6. Contoh Observasi Budaya
Negara
indonesia memiliki berbagai macam suku yang menghasilkan berbagai macam
kebudayaan juga. Sampai saat ini kebudayaan tersebut masih terus di lestarikan,
meski beberapa orang sudah jarang menggunakannya. Sebagai salah satu mahasiswi
Universitas Negeri Padang, saya mempelajari metodologi ilmu budaya. Metodologi adalah ilmu tentang metode
penelitian yang meletakkan dasar-dasar kajian. Sebagai mahasiswa yang tinggal
jauh dari kota. Saya mewawancarai ibu Sri yang merupakan perantau dari suku Jawa. Ia
berada di lingkungan tempat saya tinggal selama untuk mengetahui
mengenai kebudayaan-kebudayaan yang masih beliau lestarikan.
Ibu Sri sendiri sekarang sudah berusia 58 tahun,
sudah mempunyai anak dan cucu. Ibu Sri berasal dari suku Jawa dengan budaya nya yang sangat kaya. Walaupun sudah tidak tinggal di Jawa lagi, ibu Sri masih menggunakan adat dan kebudayaan Jawa untuk beberapa acara. Seperti ketika dia
menikahkan putranya dengan menggunakan adat Jawa.
Beliau
juga menjalankan adat krayan. Adat tersebut
dilakukan ketika ada bayi lahir. Krayan sendiri adalah selamatan yang
disuguhkan untuk orang-orang yang mendoakan anak yang baru lahir, setelah
selesai orang-orang tersebut diberi bingkisan berupa makanan yaitu nasi dan
lauknya. Di daerah Jawa lauknya berupa gudangan, tahu, tempe, dan ikan asin.
Dalam
komunikasi sehari-hari bersama suaminya pun dia juga masih menggunakan bahasa
daerahnya, yaitu bahasa Jawa. Tetapi, untuk komunikasi dengan lingkungan sekitar beliau
menggunakan bahasa Indonesia. Karena, lingkungan sekitar hanya sedikit yang
mengerti dan memahami bahasa Jawa. Lagi pula lingkungan sekitar banyak yang merupakan perantau yang berasal
dari berbagai daerah.
Karena
lingkungan sekitar yang berasal dari berbagai macam daerah, suku, adat dan
kebudayaan, ibu Sri sempat sesekali menanyakan kepada para perantau mengenai daerah asal
dan bagaimana kebudayaan-kebudayaannya dari daerah. Untuk sekedar mengetahui
kekayaan budaya Indonesia, katanya.
Ibu Sri sebelum tinggal di daerah Padang , beliau sempat berpindah-pindah tempat
tinggal. Sebelumnya beliau tinggal di daerah provinsi Lampung. Disana beliau sempat melihat beberapa
adat dan kebudayaannya. Dan penduduk daerah sana juga masih menggunakan bahasa
daerah sebagai alat komunikasinya. Beliau juga mengatakan sangat kagum terhadap
masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat, kebudayaan dan bahasa daerahnya.
Diakhir
wawancara saya dengan Ibu Sri, beliau menyampaikan kepada saya agar bangga dengan kebudayaan Indonesia dan menjujung tinggi kebudayaan yang
ada, karena generasi muda saat ini kurang mengenal dan melestarikan kebudayaan
daerah dan negeri sendiri sehingga beberapa kebudayaan kita seperti tari
tradisional dan wayang diakui dan dicuri oleh negara lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
teknik wawancara
merupakan cara sistematis untuk memperoleh informasi-informasi dalam bentuk
pernyataan-pernyataan lisan mengenai suatu obyek atau peristiwa pada masa lalu,
kini, dan akan datang sedangkan observasi merupakan metode pengumpulan data dengan meninjau
langsung di lokasi penelitian.
Selain itu di materi ini juga mengkaji tentang teknik
pengumpulan data budaya menggunakan teknik observasi dan teknik wawancara. Tujuan
menggunakan kedua teknik tersebut adalah teknik wawancara dilakukan guna
mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber terpercaya atau berpengalaman.
Sedangkan tujuan dilakukan teknik observasi yaitu agar dapat memahami
proses-proses budaya dan adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat.
B. Saran
Sebaiknya dengan adanya
buku-buku sumber lain yang membahas mengenai materi ini, diharapkan Mahasiswa
lebih giat lagi mencari buku-buku sumber lainnya agar pengetahuan dan
wawasannya semakin meningkat, selain buku Mahasiswa juga bisa mencari sumber
lain yang berbentuk online, seperti jurnal, skripsi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, S. 2006. Metode, Teori, Teknik
Penelitian Kebudayaan: Ideologi Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama.
Falah. Observasi Budaya. Dipetik Maret 28, 2017,
dari https://falahysnk.blogspot.com/2017/03/observasi-budaya.html
Fungsi. Pengertian Observasi Adalah: Tujuan,
Manfaat, Kelebihan, Jenis! Dipetik Juli 9, 2020, dari
https://fungsi.co.id/observasi/
Habibah, N. 2014. Wawancara Dalam Penelitian. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo , 1-14.
Kurniawan, A. Pengertian Wawancara. Dipetik
September 27, 2020, dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-wawancara/
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Pujaastawa, I. B. 2016. Teknik Wawancara Dan Observasi.
Universitas Udayana, 1-11.
Rojabi, A. Teknik Wawancara (Research Methodology).
Dipetik Oktober 22, 2019, dari
https://medium.com/@afdanrojabi/teknik-wawancara-research-methodology-7ebdb094b490
Salamadian. 5+ Contoh Wawancara Singkat Dengan
Narasumber Pedagang dll. Dipetik November 27, 2018, dari
https://salamadian.com/contoh-teks-dialog-wawancara/
Sari, E. Pengertian Wawancara. Dipetik September
13, 2020, dari https://guruakuntansi.co.id/pengertian-wawancara/
Sholehah, R. 2015. Bab Iii Metodologi Penelitian. Etheses.UIN-Malang,
51-57.
Komentar
Posting Komentar