IDEOLOGI BUDAYA
IDEOLOGI BUDAYA
RARA
HASMIRNA DEWI
18017085
PROGRAM
STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan Rahmat, Berkat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan bacaan saya yang berjudul “Ideologi
Budaya”.
Laporan bacaan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan bacaan ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Metodologi Ilmu Budaya Bapak Dr. Abdurahman, M.Pd. Sekaligus
rekan-rekan yang juga ikut membantu dalam pembuatan laporan bacaan ini sehingga
tugas ini selesai pada waktunya.
Laporan bacaan ini saya akui masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan, baik
berupa komentar, tanggapan, saran maupun kritik yang bersifat membangun.
Saya harap semoga laporan bacaan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa
menginspirasi semua orang.
Pariaman, 6 Oktober 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
materi kali ini, kita akan mengkaji mengenai ideologi budaya. Kata ideologi
pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf Perancis, yakni Antoine Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan idéologie sebagai ilmu tentang
ide. Secara harfiah pengertian istilah ideologi adalah ilmu tentang pengertian
dasar, ide atau cita-cita yang bersifat tetap dan harus dapat dicapai sekaligus
merupakan dasar, pandangan, dan paham. Istilah ideologi berasal dari kata
“idea” yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan “logos”
yang berarti ilmu. Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan dan sukar diubah.
Salah
satu contoh dari ideologi budaya ini adalah pancasila. Pancasila
sebagai ideologi kebudayaan, mengandung arti bahwa pancasila seharusnya mampu
mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
Dengan
kata
lain, untuk menciptakan kebudayaan yang sesuai dengan pancasila, maka
dibutuhkan rekayasa/strategi kebudayaan. Selain mengkaji
tentang ideologi budaya, kita juga mengkaji tujuh buah ideologi lainnya.
Ketujuh ideologi itu antara lain ideologi kapitalisme, populerisme, komunisme,
materialisme, sekulerisme, fasisme dan demokrasi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi
kapitalisme?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi
populerisme?
3. Apa yang dimaksud dengan ideologi
komunisme?
4. Apa yang dimaksud dengan ideologi
materialisme?
5. Apa yang dimaksud dengan ideologi
sekulerisme?
6. Apa yang dimaksud dengan ideologi fasisme?
7. Apa yang dimaksud dengan ideologi
demokrasi?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui tentang ideologi kapitalisme
2.
Untuk mengetahui tentang ideologi populerisme
3.
Untuk mengetahui tentang ideologi komunisme
4.
Untuk
mengetahui tentang ideologi
materialisme
5.
Untuk mengetahui tentang ideologi sekulerisme
6.
Untuk mengetahui tentang ideologi fasisme
7.
Untuk mengetahui tentang ideologi demokrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ideologi Kapitalisme
Kapitalisme
merupakan sebuah paham ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan
sebesar-besarnya keuntungan dan modal. Kapitalisme
dapat dipahami sebagai suatu ideologi yang mengagungkan kapital milik
perorangan atau milik sekelompok kecil masyarakat sebagai alat penggerak
kesejahteraan manusia. Tokoh dari ideologi kapitalisme diantaranya seperti John Locke, Adam Smith, David Ricardo,
Marthin Luther King, Robert Malthus, Lord Keynes, Karl Marx dan David Hume.
Ideologi ini juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Adapun salah satu kelebihannya yaitu, Ideologi
kapitalisme lebih efisien memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang
dan kreativitas masyarakat menjadi lebih berkembang dengan adanya kebebasan
melakukan segala hal yang terbaik dirinya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik, Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara
efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang
menekan upah buruh dan lain-lain).
B.
Ideologi Populerisme
Populerisme
adalah paham kepopuleritasan.
Latar belakang populerisme sendiri adalah prinsip persaingan
pasar, yang sangat menekankan penerimaan pasar terhadap produk tertentu. Dalam
konteks politik produk itu adalah para calon legislatif ataupun capres yang
mengajukan diri mereka. Jadi politik disamakan begitu saja dengan pasar produk-produk
ekonomi, tidak peduli apakah asumsi tersebut tepat atau tidak. Populerisme berkaitan dengan budaya populer/budaya masa (mass
culture), yakni budaya yang diproduksi untuk massa yang luas, mengikuti
pola produksi massa. (Piliang, 2011: 73).
C.
Ideologi Komunisme
Komunisme adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi,
politik, sosial, dan ekonomi yang bertujuan menciptakan masyarakat komunis
dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi sehingga tidak
adanya kelas sosial, uang, dan negara atau juga bisa dikatakan bahwa komunisme adalah ideologi ekonomi
yang mendukung masyarakat tanpa kelas di mana semua properti dan kekayaan
dimiliki bersama, bukan oleh individu. Aliran ini ditandai dengan penghapusan
kepemilikan pribadi. Paham
komunis menghapus hak perseorangan yang terdapat dalam paham liberalisme. Negara yang dikenal masih menggunakan ideologi komunisme
adalah Uni Soviet (Sekarang Rusia) dan
China.
Tokoh dari aliran ini adalah Karl Marx, Joseph Stalin,
Leonid Breznev, Muso, Aidit dan Friedrich Engels.
D.
Ideologi Materialisme
Materialisme
merupakan suatu pemahaman hanya bersandar pada materi. Paham ini tidak meyakini
apa yang ada di balik alam ghaib dan norma di atas manusia, yaitu Tuhan dan
wahyu. Orang-orang yang mengikuti paham ini tidak meyakini adanya kekuatan yang
menguasai alam semesta ini, sehingga secara otomatis menafikan adanya Tuhan
sebagai pencipta alam, karena menurut paham ini alam beserta isinya berasal
dari satu sumber, yaitu materi. Kalau kita lihat dari penjelasan di atas, aliran ini
hampir sama dengan aliran atheisme, yaitu aliran yang tidak mempercayai akan
adanya Tuhan.
Filsuf yang
pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ciri-ciri paham materialisme ini yaitu segala
yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (ma’dah), tidak meyakini
adanya alam ghaib, menjadikan pancaindra
sebagai satu-satunya alat
mencapai ilmu, memposisikan ilmu
sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum, menjadikan kecondongan
dan tabiat manusia sebagai
akhlak dan
sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga
sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.
E.
Ideologi Sekulerisme
Sekularisme adalah paham yang menyangkut tentang ideologi atau
kepercayaan yang mana senantiasanya berpendirian bahwa paham agama tidak boleh
dimasukkan dalam urusan politik, negara, atau institusi publik lainnya. Adapun faktor
yang mempengaruhi timbulnya sekularisme adalah agama, pola pikir, psikologis, sejarah dan
realita sosial.
Menurut Prof. Al-Attas, sekularisme memiliki tiga
ciri. Adapun ketiga ciri itu adalah sebagai berikut:
- Disenchanment of nature yaitu
penghilangan pesona dari alam tabi’i.
- Desacralization of politics yaitu
peniadaan kesucian atau kewibaan agama dari ranah politik, dengan demikian
agama dibatasi pada lingkungan privat masing-masing orang, dan tidak
diperbolehkan untuk menguasai masalah-masalah sosial politik.
- Deconsecration of value yaitu penghapusan kesucian dan kemutlakan
agama dari nilai-nilai kehidupan karena agama menjadi urusan pribadi
masing-masing, maka agama pun kehilangan kemutlakannya.
Contoh dari sekularisme ini dapat kita lihat salah satunya pada pelarangan
penggunaan jilbab pada sektor kerja swasta. Nah, dari sana dapat kita lihat bahwa aliran ini
tidak mengedepankan agama dan agama di sini terkesan terabaikan.
F.
Ideologi Fasisme
Fasisme merupakan paham yang menggunakan prinsip bahwa
seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap setiap keputusan tanpa
pengecualian. Paham fasisme muncul
pertama kali karena adanya gerakan politik
eksploitasi yang terus meningkat di negara Italia setelah tahun 1919. Gerakan
ini terjadi karena adanya reaksi perubahan
sosial setelah Perang Dunia I. Lambang
yang ditegakkan
oleh ideologi fasisme adalah tangkai-tangkai dari
rerumpun yang diikat pada kapak, arti dari lambang ini adalah jika dia
sendirian maka akan dengan mudah tumbang, tetapi jika kita menjadi satu maka
akan sulit untuk dipatahkan.
Aliran fasisme ini
terdapat tujuh
unsur pokok fasisme yaitu ketidakpercayaan pada kemampuan nalar, pengingkaran
derajat kemanusiaan, kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan,
pemerintahan oleh kelompok elit, totaliterisme dan rasialisme dan imperialisme.
Selain itu aliran ini juga mempunyai sifat yang menentang hukum dan ketertiban
internasiona. Sifatnya yaitu rasisme (Penggolonggan atau memisahkan golongan
berdasarkan ciri fisik), militerisme (Pemerintahan yang diatari oleh jaminan
keamanan oleh kekuatan militer), Ultra Nasionalis (Perilaku untuk menumbuhkan
suatu negara serta merendahkan negara lainnya) dan Imperialisme (Sistem politik
dalam menguasai seluruh dunia dengan cara memaksa, guna kepentingan pribadi).
G.
Ideologi Demokrasi
Ideologi demokrasi ialah
suatu kumpulan konsep bersistem dengan asas atau dasar berpendapat sekaligus
arah dan tujuannya adalah kekuasaan dari rakyat. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Intinya aliran demokrasi ini lebih mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Ciri-ciri dari aliran ini yaitu terdapat kebebasan
menyampaikan pendapat, senantiasa mengutamakan musyawarah mufakat dalam
pengambilan keputusan, tidak terdapat adanya diskriminasi dalam berbagai
bidang, terdapat pengakuan
terhadap keberadaan perbedaan, memiliki kebebasan yang
bertanggung jawab dan terbuka terhadap kritik dan saran. Salah satu contoh negara yang menggunakan ideologi demokrasi ini adalah
negara Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ideologi
adalah ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita yang bersifat tetap
dan harus dapat dicapai sekaligus merupakan dasar, pandangan, dan paham.
Sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar
diubah. Selain mengkaji tentang ideologi budaya, materi ini juga mengkaji
tentang tujuh buah
ideologi lainnya. Ketujuh ideologi itu antara lain ideologi kapitalisme,
populerisme, komunisme, materialisme, sekulerisme, fasisme dan demokrasi.
B. Saran
Sebaiknya dengan adanya buku-buku sumber lain yang membahas mengenai
materi ini, diharapkan Mahasiswa lebih giat lagi mencari buku-buku sumber
lainnya agar pengetahuan dan wawasannya semakin meningkat, selain buku
Mahasiswa juga bisa mencari sumber lain yang berbentuk online, seperti jurnal,
skripsi dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Azhar, M. 1996. Filsafat Politik. Yogyakarta:
PT Grafindo Persada.
Drijarkara.
1966. Pertjikan Filsafat. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta.
Fauzi,
A. Ideologi Komunisme. Dipetik Januari 10, 2020, dari
https://cerdika.com/ideologi-
Kalam,
K. Puasa dan Budaya Pop. Dipetik Desember 12, 2012, dari
https://kulumkalam.blogspot.com/2012/12/puasa-dalam-jerat-budaya-pop.html
Kurniawan,
A. Pengertian Sekularisme – Ciri, Pendidikan, Masyarakat, Alasan,
Perbandingan, Bahaya, Para Ahli. Dipetik Agustus 19, 2020, dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sekularisme/
Mahdiya,
V. Ideologi Kapitalisme. Dipetik Juli 27, 2019, dari
https://cerdika.com/ideologi-kapitalisme/
Mihrab.
Paham Materialisme Merusak Agama. Dipetik Februari 23, 2018, dari
https://aceh.tribunnews.com/2018/02/23/paham-materialisme-merusak-agama
Pendidikan,
D. Ideologi Kapitalisme. Dipetik Juli 22, 2020, dari
https://www.dosenpendidikan.co.id/ideologi-kapitalisme/
Publik,
L. Pengertian Ideologi, Unsur, Sifat dan Fungsinya. Dipetik Desember
16, 2018, dari
https://www.literasipublik.com/pengertian-ideologi-unsur-sifat-dan-fungsinya
Utami,
R. F. 6 Ciri-Ciri Ideologi Demokrasi dalam Kehidupan Bangsa dan Negara.
Dipetik Februari 6, 2018, dari
https://guruppkn.com/ciri-ciri-ideologi-demokrasi
Wattimena,
R. A. Populerisme Politik dan Harapan Bangsa. Dipetik Mei 28, 2009,
dari
https://rumahfilsafat.com/2009/05/28/populerisme-politik-dan-harapan-bangsa/
Yusron.
Pengertian Ideologi Fasisme dan Ciri-Cirinya. Dipetik Desember 21,
2019, dari https://belajargiat.id/pengertian-fasisme-dan-ciri-cirinya/
Komentar
Posting Komentar