FENOMENA MANDI BALIMAU DI KALANGAN MASYARAKAT MINANGKABAU
DI KALANGAN
MASYARAKAT MINANGKABAU
RARA HASMIRNA DEWI
18017085
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN
DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Puji Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas artikel saya yang berjudul “Fenomena Budaya Mandi Balimau di Kalangan Masyarakat
Minangkabau” tepat pada waktunya.
Artikel ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan artikel ini. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Metodologi Ilmu
Budaya Bapak Dr. Abdurahman, M.Pd. Sekaligus rekan-rekan yang juga ikut membantu dalam pembuatan artikel ini sehingga tugas ini selesai pada
waktunya.
Artikel ini saya akui masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan, baik berupa komentar, tanggapan, saran maupun kritik yang
bersifat membangun.
Saya harap semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah wawasan semua orang.
Pariaman, 19 Oktober 2020
Penulis
BAB I
Kebudayaan merupakan wujud abstrak dari
segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang
memberi jiwa pada masyarakat itu sendiri. Dengan demikian manusia dan kebudayaan
tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena dalam kehidupan selalu berurusan
dengan adat istiadat. Kebudayaan di masing-masing
daerah sangat beragam. Salah satu contoh budayanya adalah fenomena mandi
balimau. Mandi balimau adalah kegiatan rutin yang dilakukan umat muslim pada
saat masuknya bulan puasa. Kegiatan itu
dipercaya dapat menghilangkan sifat buruk yang ada di dalam diri kita atau
bentuk kegiatan penyucian kita. Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di
kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan
pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Budaya
ini sudah diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah
berlangsung selama berabad-abad. Mandi balimau ini juga tidak
dibatas umur berapa saja yan diperbolehkan untuk melakukan hal tersebut,
melainkan semua kalangan masyarakat.
BAB
II
(Fenomena
Budaya Mandi Balimau Di Kalangan Masyarakat Minangkabau)
Mandi balimau merupakan
salah satu fenomena budaya yang ada di Sumatera Barat. Mandi balimau adalah suatu kegiatan
rutin yang dilakukan sehari sebelum masuknya bulan ramadhan. Kita bisa melihat
satu hari sebelum masuknya bulan puasa, masyarakat di Sumatera Barat
berbondong-bondong pergi ke sungai untuk melakukan tradisi tersebut. Jumlah
pengunjungnya pun bahkan mencapai ribuan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk
penyucian dan pembersihan diri, agar puasa yang kita jalani dapat diterima oleh
Allah SWT. Untuk mandi balimau itu juga tidak dibatasi usianya. Anak-anak
bahkan para orang tua juga diperbolehkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Yang kita gunakan untuk mandi balimau itu adalah limau atau jeruk nipis, bunga kenanga, daun pandan dan akar tanaman
gambelu. Bahan-bahan tersebut di campur dengan air hangat dan dituangkan
dimulai dari atas kepala sampai ke bawah. Masyarakat tidak menggunakan sabun,
mereka menggantinya dengan jeruk nipis. Biasanya bahan-bahan yang digunakan
untuk mandi balimau ini bisa kita temukan di pasar-pasar. Para pedagang
menjelang masuknya bulan puasa sudah banyak yang berjualan bahan-bahan
tersebut.
Mandi balimau ini juga mempunyai manfaat untuk masyarakat. Manfaat balimau selain untuk
liburan juga sekaligus mempererat tali persaudaraan sesama
muslim dan kenyamanan batin bagi yang
melakukan tradisi ini. Tidak lain tujuan besar dari tradisi balimau ini
adalah untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, ketika masih diberi
kesempatan untuk dapat menjalani puasa di bulan penuh ampunan ini. Kemudian kegembiraan untuk
menyambut bulan puasa. Oleh sebab itu, beberapa masyarakat
Minangkabau tidak afdhol puasanya
jika tidak melakukan tradisi balimau.
Tapi kalau kita lihat di zaman sekarang. Masyarakat
khususnya kalangan muda banyak yang melakukan penyimpangan terhadap mandi
balimau ini. Mereka menganggap bahwa tradisi mandi balimau ini adalah kegiatan
bertamasya ke tempat-tempat pemandian air. Selain itu tujuan mereka kebanyakan
hanya untuk berfoto dan menguploadnya di media sosial mereka atau dijadikan
tempat hura-hura antar teman sebaya. Selain itu menurut saya kalau dilihat dari
segi agama, sebaiknya khusus kaum perempuan untuk tidak ikut serta mengikuti
mandi balimau ini di tempat umum, soalnya aurat kita nantinya akan dilihat oleh
laki-laki dan tentunya kita akan menimbulkan dosa baru yang kita sendiri tidak
sadar dengan dosa kita tersebut.
Mandi balimau ini juga mempunyai pro dan kontra bagi ulama dan beberapa masyarakat. Meskipun mandi balimau ini mempunyai pro dan kontra, tapi masyarakat Sumatera Barat tetap melakukan tradisi tersebut setiap tahunnya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu narasumber saya, dia lebih berpihak ke kontra atau tidak setuju dengan mandi balimau ini. Dia mengatakan, kalau kegiatan ini tidak ada untungnya. Selain itu, juga tidak ada ayatnya dalam Al-Quran yang mengatakan tentang mandi balimau ini dapat menyucikan diri. Kalau iya, kegiatan mandi balimau ini dapat membersihkan dosa kita, kenapa harus di bulan ramadhan saja? Sedangkan kita setiap hari saja pasti melakukan dosa, baik yang kita sengaja maupun tidak sengaja. Selain itu, kegiatan mandi balimau ini juga menghabiskan uang. Misalnya, kita ingin pergi balimau ke lubuk minturun. Jarak rumah kita ke lokasi itu membutuhkan waktu yang lama. Biaya yang kita keluarkan untuk ke lokasi ini juga tidak sedikit. Apalagi bagi anak remaja yang sering ugal-ugalan membawa kendaraan, nanti takutnya terjadi musibah yang mereka alami di tengah jalan. Kalau kita ingin tetap mandi balimau, sebaiknya kita bisa melakukannya di sumur atau di kamar mandi kita masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa mandi balimau adalah kegiatan yang dilakukan satu hari sebelum masuknya
bulan ramadhan. Bahan utama yang digunakan untuk mandi balimau adalah limau atau jeruk nipis. Masyarakat
menggunakan limau ini sebagai pengganti sabun. Mengenai mandi balimau ini, juga
terdapat pro dan kontra yang disebabkan oleh mandi balimau ini. Salah satu
kontra dari mandi balimau ini adalah kegiatan ini tidak ada untungnya dan malah
menghabiskan uang. Selain itu kita lihat di zaman sekarang, banyak masyarakat
yang melakukan penyimpangan. Salah satunya kegiatan mandi balimau ini hanya
digunakan sebagai tempat hura-hura dan tempat foto saja. Hal tersebut banyak
dilakukan oleh masyarakat kalangan remaja. Meskipun mandi balimau ini mempunyai
pro dan kontra, tapi masyarakat Sumatera Barat tetap melakukan kegiatan ini
setiap tahunnya.
B. Saran
Sebaiknya
kita sebagai generasi muda tidak melakukan penyimpangan terhadap kegiatan mandi
balimau tersebut seperti, niat untuk pergi balimau itu hanya untuk foto-foto
saja. Jika kita selalu melakukan penyimpangan, maka budaya kita ini perlahan
akan tercemar dan hilang dengan sendirinya.
Komentar
Posting Komentar