KEARIFAN DAN KECERDASAN BUDAYA
METODOLOGI ILMU BUDAYA
KEARIFAN DAN KECERDASAN BUDAYA
RARA HASMIRNA DEWI
18017085
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata kebudayaan, berasal
dari terjemahan kata kultur. Kata kultur dalam bahasa latin cultura berarti memelihara,
mengolah dan mengerjakan. Dalam kaitan ini, cakupan kebudayaan menjadi sangat
luas, seluas hidup manusia. Hidup manusia akan memelihara, mengolah dan
mengerjakan berbagai halhal yang menghasilkan tindak budaya. Karena itu, konsep
kebudayaan menjadi sangat beragam dan meloncat-loncat. Budaya mengacu pada pola
perilaku, keyakinan, dan semua produk lainnya dari kelompok masyarakat tertentu
yang diwariskan dari satu generasi (Santrock, 2009). Kearifan dan kecerdasan
budaya saling berkaitan terkhususnya dalam hal penyimpangan. Ketiga
hal tersebut berguna untuk memperbaiki perilaku-perilaku yang menyimpang dan
salah. Untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut, harus didukung dari aspek
internalnya yaitu kecerdasan. Selain kecerdasan, kearifan juga diperlukan untuk
melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna
bagi diri dan lingkungannya dalam rangka
menunjang pembangunan daerah dan nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kearifan budaya?
2. Apa itu kecerdasan budaya?
3. Apa saja penyimpangan budaya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kearifan budaya
2. Untuk mengetahui tentang kecerdasan budaya
3. Untuk mengetahui tentang penyimpangan budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kearifan Budaya atau Kearifan
Lokal
Secara etimologi, kearifan lokal (local
wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local).
Sebutan lain untuk kearifan lokal diantaranya adalah kebijakan setempat (local
wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat (local
genious). Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta
berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan
mereka (Rinitami Njatrijani, 2018: 17).
Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat
dan lokalitas dari kearifan tersebut sehingga tidak harus merupakan sebuah
kearifan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal bisa
merupakan kearifan yang belum lama muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil
dari interaksinya dengan lingkungan alam dan interaksinya dengan masyarakat
serta budaya lain (Rinitami Njatrijani, 2018: 17).
Kearifan lokal juga
mempunyai fungsi terhadap
masuknya budaya luar. Fungsinya yaitu, sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar, mengakomodasi unsur-unsur budaya luar, mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam
budaya asli dan memberi arah pada perkembangan budaya. Contoh kearifan
budaya lokal adalah Awig-Awig (Bali dan Lombok Barat), Bebie (Sumatra
Selatan atau Muara Enim) dan masih banyak lagi (Ika Evitasari,
2020)
B.
Kecerdasan
Budaya
Konsep tentang kecerdasan
budaya pertama kali diperkenalkan oleh Early dan Soon Ang pada tahun 2003. Pada
awalnya konsep tersebut muncul dan berkembang di kalangan bisnis global. Globalisasi
yang terjadi telah meningkatkan interaksi antar budaya, sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman, ketegangan dan konflik budaya (Ang,
Dyne, & Tan, 2010).
Livermore (2011) mendefinisikan kecerdasan
budaya sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif dalam berbagai konteks
budaya yang bervariasi. Kecerdasan Budaya merujuk pada kemampuan individu dalam
memahami, berpikir dan berperilaku secara efektif dalam situasi-situasi yang
bercirikan perbedaan antar budaya (Ang., et.all., 2008). Menurut Ang, dkk.
(2014), kecerdasan budaya ini mirip dengan kecerdasan sosial dan kecerdasan
emosional. Kecerdasan sosial merujuk pada kemampuan untuk memahami dan mengelola
hubungan sosial dengan orang lain. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan
dalam memahami dan menghadapi (mengelola) emosi diri sendiri dan emosi orang
lain. Sedangkan kecerdasan budaya adalah kemampuan untuk memahami, mengelola,
dan berhadapan dengan emosi-emosi orang lain dalam konteks antar budaya (Suharli, 2015: 4).
Dengan demikian, kecerdasan budaya merupakan
salah satu bentuk spesifik dari kecerdasan interpersonal. Komponen kecerdasan
budaya (CQ) menurut Earley and Ang (Ebrahim Khodadady dan Shima Ghahari, 2011:5)
terdiri dari komponen meta-kognitif, kognitif, motivasi dan perilaku (Suharli, 2015: 4). Semakin tinggi kecerdasan
budaya yang kita miliki, maka semakin mudah dan semakin efektiflah kita dalam
memulai dan menjalani dan menikmati sebuah hubungan interpersonal.
Khususnya hubungan interpersonal dengan orang-orang yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda dengan kita (Widyarini,
2014).
C.
Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan
adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku
sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contohnya
merayakan
hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat
mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita
pada acara resepsi pernikahan. Contoh
lainnya dapat kita lihat dari masyarakat Indonesia yang meniru gaya pakaian
budaya luar (Mohkusnarto, 2015).
Dari contoh tersebut,
dapat kita lihat bahwa situasi seperti ini dapat
menimbulkan dua kemungkinan yaitu, sisi negatif dan sisi positif. Sisi negatifnya yaitu, terjadinya penurunan nilai
budaya asli setempat ataupun percampuran nilai budaya
luar terhadap budaya asli, hilangnya budaya asli atau adat istiadat setempat dan dapat menghasilkan budaya baru, dan terjadinya perbandingan atau “perlawanan” (counter
attack) terhadap budaya baru yang dapat menimbulkan
pertentangan/perselisihan. Sedangkan sisi positifnya yaitu, terciptanya masyarakat yang modern
akibat terbukanya wawasan akan dunia luar, terjadinya interaksi antara
budaya asli dengan budaya luar sehingga terjadi keharmonisan yang dapat
menjadikan informasi positif terhadap kedua budaya
tersebut (multikulturalisme) dan menjadikan masyarakat yang dapat beradaptasi dan
siap menghadapi keadaan global (Mohkusnarto, 2015).
Dapat disimpulkan bahwa
percampuran dalam budaya tidak dapat dimaknai sebagai hal negatif atau positif,
karena hal tersebut terlalu dinamis untuk disimpulkan dalam kebudayaan, yang
menyangkut berbagai masyarakat yang mempunyai berbagai kebiasaan atau adata
istiadat yang berbeda. Dan selanjutnya tergantung bagaimana kita sebagai
inidividu dapat memaknainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan dapat
disimpulkan bahwa kearifan
lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Sedangkan kecerdasan budaya adalah kemampuan
untuk memahami, mengelola, dan berhadapan dengan emosi-emosi orang lain dalam
konteks antar budaya. Penyimpangan kebudayaan
adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku
sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.
B.
Saran
Sebaiknya dengan adanya
buku-buku sumber lain yang membahas mengenai materi ini, diharapkan Mahasiswa
lebih giat lagi mencari buku-buku sumber lainnya agar pengetahuan dan
wawasannya semakin meningkat, selain buku Mahasiswa juga bisa mencari sumber lain
yang berbentuk online, seperti jurnal, skripsi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Evitasari,
I. Pengertian Kearifan Lokal. Retrieved Februari 28, 2020, from
https://ruangguru.co/pengertian-kearifan-lokal/
Mohkusnarto. Penyimpangan
Budaya. Retrieved Desember 21, 2015, from
https://mohkusnarto.wordpress.com/penyimpangan-budaya/
Njatrijani, R.
2018. Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang . Gema Keadilan,
16-31.
Suharli. 2015.
Studi Tentang Kecerdasan Budaya Mahasiswa Calon Guru Pendidikan Ekonomi Fkip
Universitas Samawa Sumbawa Besar . UNSA Progress, 1-12.
Widyarini. Empat
Faktor Kecerdasan Budaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Interpersonal.
Retrieved November 13, 2014, from https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/balai-diklat-keuangan-malang-empat
faktor-kecerdasan-budaya--untuk-meningkatkan-keterampilan-interpersonal-2019-11-05a85cab97/#:~:text=Kecerdasan%20budaya%20perilaku%20juga%20meliputi,konteks%20budaya%20dimana%2
Komentar
Posting Komentar