TEORI-TEORI ILMU BUDAYA

 

METODOLOGI ILMU BUDAYA

TEORI-TEORI ILMU BUDAYA






RARA HASMIRNA DEWI

 

18017085

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020


 

KATA PENGANTAR

 

Puji Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Berkat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan bacaan saya yang berjudul “Teori-Teori Ilmu Budaya”.

Laporan bacaan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan bacaan ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Metodologi Ilmu Budaya Bapak Dr. Abdurahman, M.Pd. Sekaligus rekan-rekan yang juga ikut membantu dalam pembuatan laporan bacaan ini sehingga tugas ini selesai pada waktunya.

Laporan bacaan ini saya akui masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan, baik berupa komentar, tanggapan, saran maupun kritik yang bersifat membangun.

Saya harap semoga laporan bacaan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menginspirasi semua orang.

                                                                         Pariaman, 30 September 2020

                                                                                                                                         

 

                                                                         Penulis

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Cultural studies mengkaji berbagai kebudayaan dan praktek budaya serta kaitannya dengan kekuasaan. Tujuannya adalah mengungkapkan hubungan kekuasaan serta mengkaji bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi berbagai bentuk kebudayaan (sosial-politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, hukum dan lain-lain). Budaya  dalam  cultural  studies  lebih  didefinisikan  secara politis ketimbang secara estetis. Objek kajian dalam cultural studies bukanlah budaya yang didefinisikan dalam pengertian  yang  sempit,  yaitu  sebagai  objek  keadiluhungan estetis, juga bukan budaya yang didefinisikan dalam  pengertian  yang  sama-sama  sempit,  yaitu  sebagai suatu proses perkembangan estetis, intelektual, dan spiritual; melainkan  budaya  yang  dipahami  sebagai  teks  dan  praktik hidup sehari-hari. Cultural studies juga menganggap budaya itu bersifat politis dalam pengertian yang sangat spesifik, yaitu sebagai ranah konflik dan pergumulan. Cultural studies dilihat sebagai situs penting bagi produksi dan reproduksi hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

 

B.  Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan ilmu budaya?

2. Apa saja teori-teori budaya dalam studi kultural?

3. Bagaimana etika budaya?

 

C.      Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui pengetahuan ilmu budaya

2.    Untuk mengetahui apa saja teori-teori budaya dalam studi kultural

3.    Untuk mengetahui etika budaya

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengetahuan Ilmu Budaya

Koentjaraningrat memberikan definisi budaya sebagai sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180).

Cultural studies, atau  disebut mazhab Birmingham (Richard Hoggart dan Stuart Hall), adalah sebuah pemikiran perlawanan terhadap gagasan universalitas dan narasi besar seperti ditawarkan teori modernisasi dan terhadap budaya massa atau budaya pop, dengan studi budaya sebagai instrumen untuk melakukan perubahan. Cultural studies memusatkan perhatian pada masalah isu-isu kekuasaan, politik, ideologi, serta kebutuhan akan perubahan sosial.

Di dalam cultural studies, kebudayaan dipahami sebagai teks dan praktik hidup sehari-hari. Ia adalah sebuah praktik pemaknaan (signifying pratices) yang terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga konsekuensinya, budaya dalam cultural studies selalu bersifat politikal. Hal ini berbeda dengan ilmu budaya yang menekankan budaya pada aspek estetik dan humanitasnya saja, serta menjunjung tinggi prinsip objektifitas dan netralitas. “Culture in cultural studies is neither aesthetic nor humanist in emphasis, but political”. Pengetahuan itu tidak pernah menjadi fenomena yang bebas nilai, netral dan objektif. Sehingga dalam memproduksi pengetahuan tertentu, mereka tanpa ragu-ragu menegaskan dan merayakan posisionalitas.

Dengan demikian, mengacu pada definisi dan perhatian utama cultural studies tersebut, dapat dipahami bahwa cultural studies adalah sebentuk teori dan praxis yang dimunculkan oleh para pemikir kritis yang memandang produksi pengetahuan teoretis sebagai satu praktik politik. Di sini pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena yang netral atau objektif, tetapi lebih merupakan suatu persoalan posisionalitas kekinian-kenantian dan kedisinian-kedisanaan. Jadi, cultural studies adalah suatu gerakan keilmuan dan praktik kebudayaan, yang bersifat subversive yang mencoba secara cerdas dan kritis menangkap semangat teori-teori budaya.

B.     Teori-Teori Budaya Dalam Studi Kultural

Teori dalam cultural studies adalah teori digunakan untuk memandu awal peneliti untuk kemudian digunakan untuk merumuskan teori baru sehingga memunculkan banyak teori baru yang selaras dengan keluasan bidang telaah cultural studies.

Beberapa teori yang dapat digunakan dalam cultural studies sebagaimana dikumpulkan oleh Akhyar Yusuf Lubis dalam buku “Dekonstruksi Epistemologi Modern” diantaranya, adalah:

 

1.      Teori Semiotika (Roland Barthes)

Teori ini memahami aspek budaya melalui semiotika, dengan melihat budaya sebagai tanda. Teori ini digunakan dalam penelitian yang bersifat lokal, etnis dan subkulktur.

 

2.      Teori Habitus (Pierre Bourdieu)

Habitus adalah struktur mental atau kognitif, yang digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan sosial budaya. Ia mencerminkan posisi sosial, kebiasaan yang terdapat  pada kelas atau kelompok sosial.

 

3.      Teori Industri Budaya (Walter Benyamin)

Teori ini memandang industri budaya sebagai produksi mekanis budaya yang disebarluaskan melalui media cetak dan elektronik.

 

4.      Teori Hegemoni (Antonio Gramsci)

Teori ini berfokus pada kajian tentang negosiasi penguasa dengan kelompok budaya tandingan menuju landasan budaya dan ideologi yang bisa membuatnya mendapatkan posisi kepemimpinan.

 

5.      Teori Pendidikan Kritis (Paulo Freire)

Teori ini, merupakan cultural studies di bidang pendidikan, mengritik model pendidikan yang disebutnya sebagai bergaya bank. Teori ini berpengaruh besar pada dunia pendidikan.

 

Selain itu, John Storey dan Mark Bracher juga mengemukakan masing-masing teori kultural (Cultural Theory) yang dirumuskan oleh Raymond William, dan teori subjektivitas psikoanalisis, yang diperkenalkan oleh Jacques Lacan, beserta variannya, Neo Lacanian, yang dikembangkan oleh Slavoj Zizek dan Yannis Stavrakakis.

 

C.    Etika Budaya

Etika selalu berhubungan dengan budaya karena merupakan tafsiran atau penilaian terhadap kebudayaan. Etika mempunyai nilai kebenaran yang harus selalu disesuaikan dengan kebudayaan karena sifatnya tidak absolut dan mempunyai standar moral yang berbeda-beda tergantung budaya yang berlaku dimana kita tinggal dan kehidupan sosial yang kita jalani. Baik atau buruknya suatu perbuatan itu tergantung budaya yang berlaku. Prinsip moral sebaiknya disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga suatu hal dikatakan baik apabila sesuai dengan budaya yang berlaku dilingkungan sosial tersebut. 


BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Cultural studies adalah suatu gerakan keilmuan dan praktik kebudayaan, yang bersifat subversive yang mencoba secara cerdas dan kritis menangkap semangat teori-teori budaya. Pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena yang netral atau objektif, tetapi lebih merupakan suatu persoalan posisionalitas kekinian-kenantian dan kedisinian-kedisanaan. Teori dalam cultural studies adalah teori digunakan untuk memandu awal peneliti untuk kemudian digunakan untuk merumuskan teori baru sehingga memunculkan banyak teori baru yang selaras dengan keluasan bidang telaah cultural studies. Teori-teori yang ditemukan adalah teori semiotika, teori habitus, teori industri budaya, teori hegemoni, teori pendidikan kritis, teori kultural dan teori subjektivitas psikoanalisis. Etika selalu berhubungan dengan budaya karena merupakan tafsiran atau penilaian terhadap kebudayaan.

 

B.  Saran

Sebaiknya dengan adanya buku-buku sumber lain yang membahas mengenai materi ini, diharapkan Mahasiswa lebih giat lagi mencari buku-buku sumber lainnya agar pengetahuan dan wawasannya semakin meningkat, selain buku Mahasiswa juga bisa mencari sumber lain yang berbentuk online, seperti jurnal, skripsi dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

 

Arindawati, W. Konsep Budaya dalam Kajian Budaya (Cultural Studies). Dipetik Juni 26, 2015,dari https://www.kompasiana.com/afanda/5501222c813311d019fa8246/konsep-budaya-dalam-kajian-budaya-cultural-studies

Humaniora, H. Cultural Studies. Dipetik September 21, 2014, dari https://dkv.binus.ac.id/2014/09/21/cultural-studies/

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kuswandoro, W. Teori dan Metode Cultural Studies. Dipetik 12 Maret, 2017, dari https://wkuswandoro.wordpress.com/2017/03/12/teori-dan-metode-cultural-studies/

Parmadie. 2016. Cultural Studies: Sudut Pandang Ruang Budaya Pop. Jurnal Studi Kultural, 50-57.

Purwonto, P. J. Makalah Etika Budaya.docx. Diambil kembali dari https://www.academia.edu/28991855/Makalah_Etika_Budaya_docx

 

 

 

 

 

 

 

    

 

 

Komentar

Postingan Populer