Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Rara Hasmirna Dewi
Dasar Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara
1. Apa
yang anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari topik ini?
Jawab:
Sebelum
saya mempelajari dasar-dasar pemikiran Bapak Ki Hadjar Dewantara, saya percaya
bahwa murid lebih paham dan mengerti ketika pendidik menjelaskan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu, pada masa itu peserta
didik hanya mengandalkan buku LKS atau buku paket sebagai sumber mereka mencari
informasi. Ketika ada tugas, ulangan atau ujian pun mereka hanya mengandalkan 2
hal tersebut dan hasil yang didapatkan juga lumayan bagus. Hal ini dikarenakan,
peserta didik belum mengenal perangkat teknologi. Jadi, tugas-tugas yang
diberikan murni dari pemikiran mereka sendiri. Sedangkan di era sekarang,
peserta didik tidak dibuat kesusahan dalam mencari jawaban. Yang mana jika
diketik di google penelusuran maka
akan keluar jawabannya dan peserta didik langsung bisa menyalin jawabannya
(instan). Selain itu, sebelum saya mempelajari topik ini, saya percaya bahwa
peserta didik mempunyai etika yang lumayan bagus, mereka sopan dan santun
terhadap guru-guru mereka. Sedangkan sekarang, peserta didik krisis akan moral,
etika, agama, dan sebagainya.
Dalam
menerapkan kurikulum merdeka, tentunya ada dampak yang akan ditimbulkan. Dampak
positifnya, fokus pembelajaran terpusat kepada peserta didik bukan kepada
pendidik lagi. Hal ini nantinya berguna menciptakan peserta didik yang aktif
dan kreatif dalam proses pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga diberi
kebebasan dalam menentukan minat dan bakat mereka bukan seperti dulu yang
selalu dibatasi. Pendidik juga bisa menetapkan metode pembelajaran yang berbeda
yang tujuannya untuk membuat peserta didik tidak bosan. Pendidik juga bisa
memanfaatkan perangkat teknologi dalam proses pembelajaran, seperti menggunakan
LCD Proyektor dan lain sebagainya. Jadi, kurikulum ini lebih membebaskan
peserta didik dalam berkarya, aktif dan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Sedangkan
dampak negatifnya adalah karena diberi kebebasan peserta didik jadi semena-mena
terhadap guru, mereka bahkan sering melawan dan berkata-kata kasar kepada guru
mereka. Istilahnya di era sekarang kebanyakan peserta didik krisis akan moral,
etika, agama dan lain-lain. Berbeda dengan dulu, yang mana menjadikan pendidik
sebagai sosok yang disegani. Sekarang aja dapat ditemukan, peserta didik yang
berani melawan perkataan gurunya, mengisengi guru mereka dan ada juga peserta
didik yang melakukan pemalakan kepada guru mereka. Selain itu karena sekarang
serba memanfaatkan teknogi, banyak ditemukan peserta didik yang menyalahgunakan
teknologi tersebut. Misalnya pada saat proses pembelajaran pendidik menyuruh
mereka mencari tentang studi kasus terkait pembelajaran, tapi mereka malah
bermain sosmed dan bahkan ada yang
main game. Penggunaan handphone di dalam proses pembelajaran
menurut saya kurang efektif, karena fokus peserta didik nantinya akan terpecah
dan kemampuan daya pikir mereka juga berkurang karena mereka hanya mengandalkan handphone untuk mencari jawaban dari
tugas bukan dari diri mereka sendiri yang berfikir dalam memecahkan soal
tersebut.
Kesimpulannya,
pemikiran Ki Hadjar Dewantara sangat bagus untuk diterapkan tapi untuk
penerapannya pendidik harus lebih ekstra dalam mewujudkan pemikiran tersebut,
karena menurut saya penerapan tersebut belum terlaksana secara maksimal, karena
pendidik yang lumayan kesusahan dalam mengatur peserta didik dalam proses
pembelajaran, apalagi di tengah-tengah pertukaran kurikulum belajar sekarang.
Selain itu, pendidik juga harus ikhlas dan sabar dalam menghadapi segala
karakteristik peserta didik dalam proses pembelajaran dan dalam penerapan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
2. Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?
Jawab:
Yang
berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari topik ini adalah
seorang pendidik nantinya harus menuntun peserta didiknya ke hal yang bersifat
positif, seperti memberikan motivasi atau dorongan-dorongan dalam belajar.
Selain itu, saya ingin mewujudkan peserta didik yang berpedoman kepada profil
pelajar pancasila. Terutama pada bagian pembentukan etika (akhlak) peserta
didik. Yang mana dapat kita lihat, bahwa nilai etika dari peserta didik
sekarang jauh menurun dibandingkan dengan peserta didik di era sebelumnya.
Selain itu, juga perlu membatasi kedekatan antara pendidik dan peserta didik.
Karena, jika pendidik terlalu dekat dengan peserta didik, maka akan membuat
mereka tidak akan segan-segannya kepada pendidik, semena-mena dengan peserta
didik dan bahkan mereka menggunakan bahasa seperti mereka berbicara dengan
teman sebaya mereka. Jadi intinya, ditengah kebebasan dalam belajar tersebut,
seorang pendidik harus bisa menuntun atau memandu peserta didiknya agar mereka
tidak salah dalam mengambil langkah.
3. Apa
yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran KHD?
Jawab:
Yang dapat saya
terapkan lebih baik lagi dalam proses pembelajaran dengan merefleksikan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah dengan menerapkan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara pada saat proses pembelajaran yang mana peserta didik berpedoman
kepada profil pelajar pancasila. Selain itu, menjadikan peserta didik sebagai
fokus utama dalam pembelajaran. Memilih strategi atau model pembelajaran
seperti apa yang seharusnya untuk digunakan yang tujuannya untuk membuat
suasana di dalam kelas lebih menyenangkan dan lain sebagainya.
Komentar
Posting Komentar